People pleaser adalah istilah yang merujuk pada seseorang yang cenderung selalu berusaha menyenangkan orang lain, bahkan jika itu berarti mengabaikan kebutuhan atau keinginannya sendiri. Tindakan ini bisa tampak baik hati, tetapi jika berlebihan, menjadi perilaku yang dapat merugikan kesejahteraan emosional dan mental seseorang.
Karakteristik People Pleaser
Beberapa ciri khas dari seorang people pleaser antara lain:
1. Menyetujui Segalanya.
Seorang people pleaser sering kali merasa sulit untuk mengatakan “tidak”, bahkan ketika dia merasa kelelahan atau tidak setuju dengan permintaan orang lain. Mereka cenderung menyetujui hal-hal yang diinginkan orang lain, meskipun itu tidak sesuai dengan kebutuhan atau keinginan mereka.
2. Takut Menyebabkan Ketidaknyamanan
Mereka memiliki ketakutan yang mendalam terhadap konflik atau ketidaknyamanan. Mereka lebih memilih untuk menekan perasaan mereka sendiri agar orang lain merasa senang atau nyaman.
3. Kebutuhan Akan Pengakuan
Seseorang yang memiliki sifat people pleaser seringkali mengharapkan pengakuan atau apresiasi dari orang lain atas usaha mereka dalam menyenangkan hati orang. Mereka merasa lebih dihargai ketika orang lain puas atau bahagia.
4. Mengabaikan Kebutuhan Diri
People pleaser sering mengabaikan kebutuhannya sendiri dalam upaya untuk memenuhi keinginan orang lain. Mereka bisa merasa tertekan atau kelelahan karena selalu menempatkan orang lain di atas dirinya.
5. Sulit Menetapkan Batas
Menetapkan batasan yang sehat adalah tantangan besar bagi seorang people pleaser. Mereka cenderung tidak bisa berkata “tidak” atau menghindari memberi batasan kepada orang lain.
Dampak Negatif dari Menjadi People Pleaser
Meski niat baik ada di balik perilaku people pleaser, namun ada dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan ini, baik untuk diri mereka sendiri maupun hubungan dengan orang lain:
1. Stres dan Kelelahan Emosional
Ketika seseorang selalu berusaha memenuhi harapan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri, mereka dapat merasa lelah secara fisik dan emosional. Mereka sering kali terjebak dalam siklus yang membuat mereka merasa terbebani dan stres.
2. Kehilangan Identitas
Terlalu fokus pada kebutuhan orang lain bisa menyebabkan seseorang kehilangan rasa diri. Mereka mungkin merasa kebingungannya karena terlalu banyak berusaha menjadi apa yang diinginkan orang lain, tanpa mengeksplorasi siapa mereka sebenarnya.
3. Tidak Ada Kepuasan Pribadi
Meskipun mereka berusaha menyenangkan orang lain, banyak people pleaser yang merasa kosong atau tidak puas dengan hasil usaha mereka. Terkadang, pengorbanan yang dilakukan tidak dihargai atau tidak memberikan kebahagiaan yang mereka harapkan.
4. Hubungan yang Tidak Seimbang
Jika seseorang terus-menerus berusaha menyenangkan orang lain, hubungan bisa menjadi tidak seimbang. Orang yang terus diberi “jatah” untuk merasa senang bisa menganggap bahwa mereka tidak perlu berusaha untuk menyenangkan orang lain, sehingga menciptakan ketidakadilan dalam hubungan.
Cara Mengatasi Perilaku People Pleaser
Bagi mereka yang merasa terjebak dalam pola menjadi people pleaser, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasinya:
1. Belajar Mengatakan “Tidak”
Mengembangkan kemampuan untuk menolak permintaan orang lain adalah langkah pertama dalam mengatasi perilaku people pleaser. Mengatakan “tidak” bukanlah sesuatu yang egois, melainkan cara untuk menjaga kesejahteraan diri.
2. Tetapkan Batas yang Sehat
Menetapkan batas yang jelas antara apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan sangat penting. Hal ini membantu menjaga hubungan yang sehat dan mencegah terjadinya ketegangan atau stres.
3. Pahami Nilai Diri
Memahami bahwa nilai diri tidak tergantung pada seberapa banyak kita bisa menyenangkan orang lain adalah langkah penting. Fokuslah pada kebahagiaan dan kesejahteraan pribadi, bukan hanya pada harapan orang lain.
4. Berlatih untuk Menerima Ketidaksempurnaan
Menyadari bahwa kita tidak selalu bisa memenuhi harapan orang lain adalah hal yang penting. Menerima bahwa ketidaksempurnaan adalah bagian dari hidup dapat membantu mengurangi tekanan untuk selalu menyenangkan orang.
Kesimpulan
Menjadi people pleaser mungkin muncul dari niat baik untuk membantu dan menyenangkan orang lain, tetapi jika dilakukan secara berlebihan, hal ini bisa merusak kesejahteraan mental dan emosional. Dengan mengenali perilaku ini dan berusaha untuk menetapkan batas serta menjaga keseimbangan antara memenuhi kebutuhan orang lain dan diri sendiri, seseorang dapat membangun hubungan yang lebih sehat dan memelihara kebahagiaan pribadinya.
Terima kasih sudah membaca artikel blog Thomas Pakaya aka Uncle Tom. Untuk mengetahui jadwal pelatihan Uncle Tom, langsung klik tautan ini https://thomaspakaya.net